يَا رَبَّنَا بِجَاهِ تَاجِ الْعَارِفِيْنَ ï وَجَاهِ حَامِلِ لِوَاءِ الْوَاصِلِيْنَ

Ya Allah, Ya Tuhan kami dengan pangkat kebesaran pemilik mahkota ahli ma'rifah dan pangkat pemegang bendera kelompok manusia yang telah wushul (sampai ke puncak keyakinan)


قُدْوَتِنَا وَشَيْخِنَا التِّجَانِي ï قَائِدِنَا لِمَنْهَجِ الْعَدْنَانِي

Panutan dan guru kami yakni Syekh Ahmad Tijani, seorang pemandu yang menyampaikan kami kepada tuntunan Nabi Muhammad

يَا رَبِّ ثَبِّتْنَا عَلَى اْلإِيْمَانِ ï وَاحْفَظْ قُلُوْبَنَا مِنَ الْكُفْرَانِ

Ya Tuhanku tetapkan kami atas iman dan jaga hati kami dari segala bentuk kekufuran

وَاحْمِ جَمِيْعَنَا مِنَ الشَّيْطَانِ ï وَحِزْبِهِ مِنْ إِنْسٍ أَوْ مِنْ جَانِّ

Lindungi kami dari kejahatan syetan dan kelompoknya dari bangsa manusia dan jin


نَسْأَلُكَ التَّوْبَةَ وَالتَّوْفِيْقَ ï وَالْعِلْمَ وَالْعَمَلَ وَالتَّحْقِيْقَ

Kami mohon kepada-Mu taubat dan mendapat kekuatan untuk melakukan kebaikan, ilmu dan pengamalan serta ketepatan dalam segala hal


وَالصَّبْرَ وَالنَّصْرَ عَلَى اْلأَعْدَاءِ ï وَالْجَمْعَ فِي الذِّكْرِ عَلَى الْوِلاَءِ

Berikan kami kesabaran dan kemenangan atas musuh-musuh. Dan jadikan kami selalu berkumpul bersama dalam melakukan dzikir


وَالْفَوْزَ بِالنَّعِيْمِ فِي الْجِنَانِ ï مَعَ النَّبِيّ وَشَيْخِنَا التِّجَانِي

Mendapat kesuksesan dengan mendapat ni'mat di surga bersama Nabi Muhammad dan guru kami Syekh Ahmad Tijani


مَا لَنَا فِي الْكَوْنِ سِوَى الرَّحْمَانِ ï وَالْمُصْطَفَى وَشَيْخِنَا التِّجَانِي

Kami tidak memiliki harapan apa-apa di alam ini melainkan kepada-Mu Ya Allah (Yang Maha Pengasih), manusia terpilih Nabi Muhammad dan guru kami Syekh Ahmad Tijani

هَذِي هَدِيَّةٌ بِفَضْلِ اللهِ ï مِنَّا إِلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ

Dzikir ini merupakan hadiah untukmu Ya Rasulullah dari kami yang semata-mata merupakan pemberian Allah


هَدِيَّةً لِلْمُصْطَفَى الْعَدْنَانِي ï نِيَابَةً عَنْ شَيْخِنَا التِّجَانِي

Hadiah penghormatan buat manusia terpilih Nabi Muhammad keturunan Adnan juga sebagai mandate dari guru kami syekh Ahmad Tijani

آميْنَ آميْنَ اسْتَجِبْ دُعَانَا ï وَلاَ تُخَيِّبْ سَيِّدِي رَجَانَا

Terimalah, terimalah dan kabulkan Ya Allah, doa-doa kami. Jangan Kau kecewakan segala harapan kami

Doa ini merupakan Qashidah tawassul kepada Syekh Ahmad Tijani Radhiyallahu Anhu. qashidah ini biasanya dibaca setelah selesai membaca wirid lazimah dan wazhifah.

Dikutip dari kitab Ghayatul Muna Wal Murad Fima Littijaniy Minal Aurad halaman 27.

Rabu, 20 Maret 2013

HUKUM FOTO PRA WEDDING

HUKUM FOTO PRA WEDDING

PERTANYAAN :

Gimana hukumnya foto pernikahan pra wedding......

JAWABAN :

Kerangka Analisis Masalah
Pembuatan foto pre wedding (foto sebelum pernikahan-red) seakan-akan menjadi suatu keharusan bagi calon mempelai. Keunikan dan keindahan foto pre-wedding akan menghiasi kartu undangan atau souvenir pernikahan. Terl
ebih, foto itu dibuat dengan konsep yang unik dan dengan background yang menarik. Hal ini tentunya akan menjadi suatu sensasi tersendiri.

Pertanyaan:
Bagaimana hukum membuat foto pre wedding?

Jawaban:

Karena proses pembuatan foto melibatkan kedua calon mempelai dan fotografer, maka ditafshil (diperinci);
a.Bagi calon mempelai, hukumnya haram jika terdapat; ikhtilat (percampuran laki-laki dan perempuan), kholwat (berduaan) dan kasyful aurat (membuka aurat).
b.Bagi fotografer, hukumnya tidak boleh karena hal itu menunjukkan sikap rela dengan kemaksiatan.

Catatan:
Jawaban di atas hanya berlaku bila pembuatan foto tersebut dilakukan pra-akad nikah, tidak ada rekayasa sama sekali dan tidak ada dzan (asumsi) atau keyakinan munculnya penilaian negatif masyarakat.

Referensi
1.Hasyiyyah Al-Jamal vol. IV hal. 125
2.Is’adurrafiq vol. II hal. 67
3.I’anah Al-Tholibin vol. I hlm. 272
4.Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab vol. IV hlm.484
5.Bughyah Al-Mustarsyidin hlm. 199-200
6.Is’ad Al-Rofiq vol. II hlm. 50
7.Adab Al-Alim wa Al-Muta’allim hlm. 59-60
8.Bughyah Al-Mustarsyidin hlm. 126

KAJIAN NIKAH (KITAB `UQUDULUJAIN-IMAM NAWAWIE AL BANTANY) BAG III

KAJIAN NIKAH (KITAB `UQUDULUJAIN-IMAM NAWAWIE AL BANTANY) BAG III

(وَرُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: مَنْ صَبَرَ عَلىَ سُوْءِ خُلُقِ امْرَأَتِهِ أَعْطَاهُ اللهُ مِنَ
الأَجْرِ مِثْلَ مَا أَعْطَى أَيُّوْبَ عَلَى بَلاَئِهِ)

“ Barang siapa bersabar atas keburukan kelakuan istrinya maka Allah S.W.T akan memberi pahala kepadanya seperti pahala yang pernah diberikan Allah S.W.T kepada Nabi Ayyub AS atas cobaan yang diterimanya.

(وَمَنْ صَبَرَتْ عَلَى سُوْءِ خُلُقِ زَوْجِهَا أَعْطَاهَا اللهُ مِثْلَ ثَوَابِ آسِيَةَ امرَأَةِ فِرْعَوْنَ)

Dan barang siapa bersabar atas keburukan kelakuan suaminya maka Allah S.W.T memberi pahala kepadanya seperti pahala yang pernah diberikan kepada Asiyah istri Fir’aun. ”

COBAAN NABI AYYUB

cobaan yang diberikan Allah S.W.T kepada Nabi Ayyub AS adalah terdiri dari empat macam yakni:

1.Meliputi cobaan atas kebangkrutan (pailit) kekayaannya

2.kematian semua anak-anaknya

3.kerusakan pada tubuhnya dan diasingkan oleh masyarakat kecuali hanya istrinya saja yang setia menemani.

4.Kehancuran harta kekayaan Nabi Ayyub AS terdiri dari unta, sapi, kambing,
gajah, khimar (keledai).

Kekayaan milik Beliau adalah 500 hektar tanah persawahan, semuanya digarap oleh 500 orang, pada setiap orang mempunyai anak istri. Pengikut Beliau terdiri dari 3 golongan semua telah beriman dan masih berusia muda.

Iblis yang diberikan kekuasaan oleh Allah S.W.T dapat turun naik dari bumi ke
langit sewaktu dikehendaki, mempunyai maksud naik ke langit. Tiba-tiba Iblis
mendengar para malaikat membaca Sholawat atas Nabi Ayyub AS. Saat itu
juga timbullah rasa Hasud di dalam hati iblis. Ia berkata memohon kepada
Allah S.W.T :

“ WAHAI TUHAN, SEKARANG INI AKU MEMANG TELAH MENYAKSIKAN SENDIRI HAMBA-MU AYYUB SANGAT RAJIN BERSYUKUR SERAYA MEMUJI KEPADA-MU. TETAPI KALAU ENGKAU MEMBERI KESEMPATAN PADAKU UNTUK MENGGODANYA TENTU DIA TIDAK AKAN BERSYUKUR DAN TIDAK PULA TAAT PADA-MU.

Allah S.W.T berfirman kepada Iblis :
“BAIK, SILAKAN KAMU MERANGKAP. SEKARANG AKU BERI KEKUASAAN KEPADAMU UNTUK MENCOBA AYYUB AS MELALUI HARTA KEKAYAANNYA. ”

Iblis berangkat. Ia mengumpulkan semua anak buah terdiri dari syaitan dan jin
ia katakan kepada mereka:

“ SEKARANG AKU TELAH DIBERI WEWENANG UNTUK MENCOBA AYYUB AS MELALUI HARTANYA. ”

Lebih lanjut iblis berkata lagi :

“ IFRIT, SEKARANG KAU KUBERI TUGAS MEMBAKAR TEMPAT
PENGGEMBALAAN UNTA-UNTA MILIK AYYUB AS DAN SEKALIGUS
MEMBUNUH SEMUA UNTA-UNTA ITU. LAKSANAKAN !”

Iblis datang menjumpai Ayyub AS, saat mana ketika itu Beliau sedang melaksanakan sholat. Iblis berkata kepadanya:

“ TEMPAT PENGGEMBALAAN UNTA-UNTAMU TERBAKAR, DAN SELURUH UNTA
MILIKMU IKUT TERBAKAR PULA. ”

Apa kata Nabi Ayyub AS: “ ALHAMDULILLAH. ALLAH S.W.T SENDIRI YANG MEMBERIKAN KEKAYAAN ITU KEPADAKU DAN HANYA DIA SAJA YANG BERHAK MENGAMBIL KEMBALI. ”

Iblis tidak berhenti sampai disitu. Ia meningkat lagi pada kekayaan yang lain. Ia hancurkan semua kambing milik Nabi Ayyub As, berikut tempat penggembalaannya. Ia datang ke Nabi Ayyub As seraya memberitahukan peristiwa itu.

“ANGIN PANAS TELAH MENGHANCURKAN KEBUNNYA, TIDAK ADA
YAMG TERSISA SEDIKITPUN, ” kata iblis sehabis merusak semua kebun
milik Nabi Ayyub AS. Apa kata Nabi Ayyub As. “ AlHAMDULILLAH ...”
kemudian Beliau memuji Allah S.W.T dan menyanjung-Nya. ”

Usaha iblis belum berhenti sampai disitu. Ia kembali menghadap Allah S.W.T
seraya memohon agar diberi kekuasaan untuk mencoba Nabi Ayyub AS melalui anak-anaknya. Allah berkata:”Silakan, pergilah. Aku memberi kekuasaan penuh kepadamu
untuk mencoba Ayyub melalui anak-anaknya. ”

Iblis berangkat. Yang dituju adalah gedung tempat anak-anak Nabi Ayyub As berlindung di bawahnya. Gedung itu diguncang lalu hancur menindih habis anak-anak Nabi Ayyub As, semuanya mati. Iblis lalu memberi Nabi Ayyub As tentang bencana yang menimpa anak-anaknya. Apa reaksi Beliau?. Nabi Ayyub AS malah beristighfar memohon ampun
kepada Allah S.W.T.

Usaha iblis tetap tidak menghasilkan apapun untuk merubah ketaatan Nabi
Ayyub As. Beliau tetap taat kepada Allah S.W.T dan bersyukur kepada-Nya.
Iblis kembali menghadap Allah S.W.T seraya memohon agar diberi kekuasaan untuk menguji nya. Allah berkata kepadanya: “ SILAKAN. AKU BERI KEKUASAAN KEPADAMU UNTUK MENGUJI MELALUI TUBUH LISAN DAN AKALNYA. TETAPI BUKAN HATINYA. ”

Iblis segera berangkat untuk menggoda Nabi Ayyub As. Sampai ketempat
yang dituju ternyata Beliau sedang bersujud. Iblis datang dari arah kepala
Beliau, lalu meniup kedua lubang hidungnya dengan sekali tiup. Seketika itu badan Nabi Ayyub As serasa gatal-gatal.
Makin lama terasa semakin gatal. Nabi Ayyub As menggaruk-garuk bagianbagian
tubuh yang gatal dengan ujung-ujung jemarinya. Tetapi belum juga hilang gatal-gatal itu.

Nabi Ayyub As mencoba menggaruk-garuknya dengan kain kasar. Belum
juga hilang gatal-gatal itu. Lalu menggunakan kerewang (pecahan genting)
dan batu. Beliau tidak henti-hentinya menggaruk badannya hingga melepuh,
sehingga bernanah dan berbau busuk. Masyarakat sekitarnya menganggap
berbahaya terhadap penyakit yang sedang dialami Nabi Ayyub As. Mereka
sepakat mengasingkan Beliau ke luar daerah. Beliau terusir ke tempat yang
kotor. Mereka membuatkan untuk Beliau sebuah gubuk yang hanya ditemani
istrinya yang bernama Rahmah.

Meskipun demikian istri beliau, Rahmah, selalu setia melayaninya. Ia berbuat
baik sekali kepadanya. Ia perlakukan suaminya penuh kasih sayang.
Kebutuhan-kebutuhan makan dan minumnya selalu diperhatikan. Kaum Nabi
Ayyub As yang mendeportasi dirinya terdiri dari tiga golongan. Namun begitu
semuanya masih tetap dalam keimanan semula. Mereka tidak meninggalkan
agamanya.

Kembali ke Haidts keutamaan sabarnya suami atas perlakuan buruk istri dan keutamaan istri atas perlakuan suami

(وَرُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: مَنْ صَبَرَ عَلىَ سُوْءِ خُلُقِ امْرَأَتِهِ أَعْطَاهُ اللهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلَ مَا أَعْطَى أَيُّوْبَ عَلَى بَلاَئِهِ)

“ Barang siapa bersabar atas keburukan kelakuan istrinya maka Allah S.W.T akan memberi pahala kepadanya seperti pahala yang pernah diberikan Allah S.W.T kepada Nabi Ayyub AS atas cobaan yang diterimanya.

(وَمَنْ صَبَرَتْ عَلَى سُوْءِ خُلُقِ زَوْجِهَا أَعْطَاهَا اللهُ مِثْلَ ثَوَابِ آسِيَةَ امرَأَةِ فِرْعَوْنَ)

Dan barang siapa bersabar atas keburukan kelakuan suaminya maka Allah S.W.T memberi pahala kepadanya seperti pahala yang pernah diberikan kepada Asiyah istri Fir’aun. ”

Dalam kisah lain diriwayatkan bahwa, ada seseorang menghadap
Umar Bin Khattab hendak mengadukan perihal perangai buruk istrinya.

Sampai ke rumah yang dituju orang itu menanti Umar Ra di depan pintu. Saat
itu ia mendengar istri Umar mengomeli dirinya, sementara Umar sendiri hanya
diam saja tanpa bereaksi. Orang itu balik kembali sambil melangkahkan kaki seraya bergumam:”KALAU KEADAAN AMIRUL MUKMININ SAJA BEGITU, BAGAIMANA HALNYA DENGAN DIRIKU. ”

Bersamaan itu Umar keluar, ketika melihat orang itu hendak kembali. Umar memanggilnya, katanya : ”ADA KEPERLUAN PENTING ?”.
Ia menjawab : ” AMIRUL MUKMININ, KEDATANGANKU INI SEBENARNYA HENDAK
MENGADUKAN PERIHAL ISTRIKU LANTARAN SUKA MEMARAHIKU.
TETAPI BEGITU AKU MENDENGAR ISTRIMU SENDIRI BERBUAT SERUPA, MAKA AKU KEMBALI. DALAM HATIKU BERKATA:KALAU KEDAAN AMIRUL MUKMININ SAJA DIPERLAKUKAN ISTRINYA SEPERTI ITU, BAGAIMANA HALNYA DENGAN DIRIKU. ”

Umar berkata kepadanya:”SAUDARA, SESUNGGUHNYA AKU RELA
MENANGGUNG PERLAKUAN SEPERTI ITU DARI ISTRIKU KARENA ADANYA BEBERAPA HAK YANG ADA PADANYA. ISTRIKU BERTINDAK SEBAGAI JURU MASAK MAKANANKU. IA SELALU MEMBUATKAN ROTI UNTUKKU. IA SELALU MENCUCIKAN PAKAIAN-PAKAIANKU. IA MENYUSUI ANAK-ANAKKU, PADAHAL SEMUA ITU BUKAN KEWAJIBANNYA. AKU CUKUP TENTRAM TIDAK MELAKUKAN PERKARA HARAM LANTARAN PELAYANAN ISTRIKU. KARENA ITU AKU MENERIMANYA SEKALIPUN DIMARAHI. ”

Kata orang itu : ”AMIRUL MUKMININ, DEMIKIAN PULAKAH TERHADAP
ISTRIKU?”. Jawab Umar : ”YA, TERIMALAH MARAHNYA. KARENA YANG
DILAKUKAN ISTRIMU TIDAK AKAN LAMA, HANYA SEBENTAR SAJA. ”

Wahai para suami dan para istri bersabarlah………………………..

MENYIRAM AIR BUNGA PARA KUBURAN

MENYIRAM AIR BUNGA PARA KUBURAN

Hukum menyiram air bunga atau harum-haruman di atas kuburan adalah sunnah sebagaimana
difatwakan oleh Syekh Nawawi al-Bantani dalam Nihayah al-Zain :

ﻭَﻳُﻨْﺪَﺏُ ﺭَﺵُّ ﺍﻟْﻘَﺒْﺮِ ﺑِﻤَﺎﺀٍ ﺑﺎَﺭِﺩٍ ﺗَﻔﺎَﺅُﻻً ﺑِﺒُﺮُﻭْﺩَﺓِ ﺍﻟْﻤَﻀْﺠِﻊِ ﻭَﻻَ ﺑَﺄْﺱَ ﺑِﻘَﻠِﻴْﻞٍ ﻣِﻦْ ﻣَّﺎﺀِ ﺍﻟْﻮَﺭْﺩِ ِﻷَﻥَّ ﺍﻟْﻤَﻼَ ﺋِﻜَﺔَ ﺗُﺤِﺐُّ ﺍﻟﺮَّﺍﺋِﺤَﺔَ
ﺍﻟﻄِّﻴْﺒِﺔ

Artinya : Disunnahkan untuk menyirami kuburan dengan air yang dingin sebagai pengharapan
dinginnya tempat berbaring (kuburan) dan juga tidak apa-apa menyiram kuburan dengan sedikit air
mawar, karena malaikat senang pada aroma yang harum.[1]

Pada halaman lain masih dalam kitab Nihayah al-Zain, beliau mengatakan :

ﻭَﻳُﻨْﺪَﺏُ ﻭَﺿْﻊُ ﺍﻟﺸَّﻲْﺀِ ﺍﻟﺮَّﻃْﺐِ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻘﺒﺮ ﻛَﺎﻟْﺠَﺮِﻳْﺪِ ﺍﻟْﺄَﺣْﻀَﺮِ ﻭَﺍﻟﺮَّﻳْﺤَﺎﻥِ، ﻟِﺄَﻧَّﻪُ ﻳَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُ ﻟِﻠْﻤَﻴِّﺖِ ﻣَﺎ ﺩَﺍﻡَ ﺭَﻃْﺒﺎً

Artinya : Disunnatkan meletak sesuatu yang masih segar atas kuburan, seperti pelepah kurma yang
masih hijau dan tumbuhan-tumbuhan yang harum, karena itu meminta keampunan bagi mayat
selama ia dalam keadaan segar.[2]
Dalam Kitab Fath al-Mu’in, Zainuddin al-Malibary mengatakan sebagai berikut :

ﻳُﺴَﻦُّ ﻭَﺿْﻊُ ﺟَﺮِﻳْﺪَﺓٍ ﺧَﻀْﺮَﺍﺀَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻘَﺒْﺮِ ﻟِﻠْﺈ ﺗِّﺒﺎَﻉِ ﻭَﻟِﺄَﻧَّﻪُ ﻳُﺨَﻔِّﻒُ ﻋَﻨْﻪُ ﺑِﺒَﺮَﻛَﺔِ ﺗَﺴْﺒِﻴْﺤِﻬَﺎ ﻭَﻗﻴِْﺲَ ﺑِﻬَﺎ ﻣَﺎ ﺍﻋْﺘِﻴْﺪَ ﻣِﻦْ ﻃَﺮْﺡِ ﻧَﺤْﻮِ
ﺍﻟﺮَّﻳْﺤَﺎﻥِ ﺍﻟﺮَّﻃْﺐِ

Artinya : Disunnahkan meletakkan pelepah kurma yang masih hijau di atas kuburan, karena hal ini
mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW. dan dapat meringankan beban si mayat karena berkah
bacaan tasbihnya dan disamakan dengannya apa yang menjadi adat kebiasaan, yaitu menaburi
bunga yang harum dan masih segar.[3]

Pendapat ini berdasarkan hadits Nabi SAW :

ﻋَﻦِ ﺍﺑْﻦِ ﻋَﺒَّﺎﺱٍ ﻗَﺎﻝَ ﻣَﺮَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑِﻘَﺒْﺮَﻳْﻦِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇِﻧَّﻬُﻤَﺎ ﻟَﻴُﻌَﺬَّﺑَﺎﻥِ ﻭَﻣَﺎ ﻳُﻌَﺬَّﺑَﺎﻥِ ﻓِﻲ ﻛَﺒِﻴﺮٍﺍ ﻛَﺎﻥَ ﺃَﺣَﺪُﻫُﻤَﺎ ﻻَ
ﻳَﺴْﺘَﺘِﺮُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺒَﻮْﻝِ ، ﻭَﺃَﻣَّﺎ ﺍﻵﺧَﺮُ ﻓَﻜَﺎﻥَ ﻳَﻤْﺸِﻲ ﺑِﺎﻟﻨَّﻤِﻴﻤَﺔِ ﻓﺄَﺧَﺬَ ﺟَﺮِﻳﺪَﺓً ﺭَﻃْﺒَﺔً ﻓَﺸَﻘَّﻬَﺎ ﻧِﺼْﻔَﻴْﻦِ ﻓَﻐَﺮَﺯَ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﻗَﺒْﺮٍ ﻭَﺍﺣِﺪَﺓً
ﻗَﺎﻟُﻮﺍ : ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻟِﻢَ ﻓَﻌَﻠْﺖَ ﻫَﺬَﺍ ﻗَﺎﻝَ ﻟَﻌَﻠَّﻪُ ﻳُﺨَﻔَّﻒُ ﻋَﻨْﻬُﻤَﺎ ﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﻴْﺒَﺴَﺎ ). ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ )

Artinya : Dari Ibnu Abbas, beliau mengatakan, Nabi SAW melewati dua perkuburan, maka Nabi
mengatakan, “Kedua-duanya sedang disiksa, tetapi bukan karena dosa besar, yang seorang buang air
kecil tidak bersuci dan seorang lagi tukang fitnah.” Kemudian Nabi mengambil pelepah kurma yang
masih hijau dan dibelah dua. Kemudian masing-masing ditanam pada setiap perkuburan. Ada yang
bertanya, Ya Rasulullah kenapa engkau lakukan ini ? Jawab beliau, “Mudah-mudahan keduanya
dapat meringankan siksaannya selama belum kering.(Muttafaqun ‘alaihi)[4]

[1] Syekh al-Nawawi al-Bantany, Nihayah al-Zain, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Hal. 178

[2] Syekh al-Nawawi al-Bantany, Nihayah al-Zain, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Hal. 188

[3] Zainuddin al-Malibary, Fath al-Mu’in, dicetak pada hamisy I’anah al-Thalibin, Thaha Putra,
Semarang, Juz. II, Hal. 119

[4] Ibnu Mulaqqan, Tuhfah al-Muhtaj ila Adallah al-Minhaj, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 165-166