yang baik atau diam".
Pesan diatas menyuruh kita bersifat aktif berbicara, namun pembicaraannya harus yang bersifat
kebaikan. Kalau berbicara kebaikan tidak bisa, maka lebih baik diam saja.
pembicaraannya itu baik atau buruk,
dan tanpa berfikir apakah bicara kita
itu bernilai pahala atau malah bernilai dosa.
Sesungguhnya lisan kita akan dimintai
pertanggungjawabannya
kelak di akherat, jadi hendaknya kita
berhati-hati jika berbicara. Termasuk
dalam hal ini adalah bicara dalam hati sendiri yang orang lain tidak
mengetahui bahwa hati kita
membicarakan seseorang.
Lebih baik kita buat untuk sibuk
berdzikir daripada sibuk berbicara
macam-macam. Lebih jauh lagi, hendaklah kita aktif melangkahkan
kaki ke tempat yang baik-baik yang
disana kita akan memperoleh
pahala. Pergi ke majlis ta'lim,
silaturahim, atau menjenguk orang
yang sedang sakit misalnya. Dan jika tidak bisa, maka diam saja di rumah,
itu lebih baik. Intinya, hidup kita ini
haruslah
bersifat aktif, tidak pasif. Lisan kita
harus berbicara, hati kita juga harus
berbicara, kaki kita harus melangkah, karena itulah sifat
kekhalifahan dan kehambaan kita.
Berbuat dan berbuat, Namun jika
tidak bisa berbuat hal yang baik,
maka diamlah. Termasuk mata dan
telinga kita, jika tidak bisa kita gunakan dalam hal kebaikan, maka
lebih baik tutup dan pejamkanlah.
Lisan Itu ada 2 :
1. Lisan Yang Bisa Di Dengar yaitu
omongan.
2. Lisan Yang Bisa Di Lihat yaitu Tulisan
tanganmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar