الإستقامة خير من ألف كرامة
Istiqamah lebih baik dari seribu kekaramatan.
Istiqamah adalah keyakinan yang mantap tak tergoyahkan oleh apapun dan siapapun terhadap suatu yang diyakini kebenarannya. Apabila seseorang memasuki tarekat dalam rangka suluk ke hadrah ketuhanan, ia benar-benar yakin bahwa tarekat yang ia tempuh adalah tarekat yang akan membawa nya ke pulau yang ia idamkan. Pandangan tetap lulus, tak bergeming walau sejuta godaan, sejuta rintangan, badai dan gelombang menghantam dan menerjangnya, sedikitpun ia tak goyah dari tempatnya berpijak , kokoh bagaikan batu karang.
Orang yang istiqamahlah yang akan mampu bertahan dan akan mencapai kesuksesan dalam tarekat. Sebaliknya orang yang tidak memiliki keyakinan yang mantap terhadap tarekat yang ia pegang, sedikit saja mendapat tiupan angin sudah tumbang, sedikit saja dikatakan tarekatmu itu salah, tarekatmu itu banyak bermasalah, tarekat yang memecah belah umat, hati-hati ada tarekat baru!. Karena banyak ungkapan miring tentang tarekat yang ia pegang, lemahlah keyakinannya, goyahlah pendiriannya, sirnalah himmah dan kesungguhannya dalam bertarekat, yang lebih parah lagi ia akan melepas tarekat yang sudah ia pegang. Na`uzubillah.
Orang yang istiqamah adalah orang yang diberikan kemampuan mengatakan sekali lailaha illallah tetap lailaha illallah, sekali Tijani tetap Tijani. Ia berani menyatakan bahwa dirinya Tijani, tak perlu menyembunyikan jati dirinya sebagai orang Tijani, walau berada di tengah pengamal tarekat yang lain. Ia pun menghargai tarekat lainnya yang sama-sama menuju tujuan yang sama.
Orang yang istiqamah tidak takut dimusuhi, bahkan sampai dikatakan kafir , dikatakan gila, dan simbol negatif lainnya yang dialamatkan kepadanya, tekadnya sudah bulat, hatinya sudah mantap, ia berani mengatakan : saya Tijani dan saya tidak akan berpindah ke tarekat yang lain, dan saya tidak akan meninggalkannya sampai ajal menjemput. Terkecuali Rasulullah sendiri yang menyuruh berpindah ke Tarekat yang lain.
Syekh Abu Naufal, pemegang Tarekat Qadiriyah diperintahkan oleh Rasulullah untuk pindah ke Tarekat Tijaniyyah, seperti yang beliau ungkapkan sendiri.
Kata Syekh Abu Naufal “ Saya bertemu dengan Rasulullah dalam mimpi seolah aku memegang tangan beliau yang mulia”
Rasulullah berkata kepadaku :”Mengapa kamu tidak mengambil Tarekat Tijaniyah?
Lalu aku jawab : “Ya Rasulallah saya sudah mengambil Tarekat Qadiriyah.”
Rasulullah mengulang lagi pertanyaan beliau : “Mengapa kamu tidak mengamalkan Tarekat Tijaniyah?”
Saya jawab “Ya Rasulullah, saya sudah ada izin mengamalkan wirid Tarekat Qadiriyah”.
Maka Rasulullah bersabda: “Kukatakan kepadamu mengapa kamu tidak mengambil Tarekat Tijaniyah ?”
Aku jawab: “Ya Saidi, kepada siapa aku mengambil Tarekat Tijaniyah?”
Rasul menjawab : “Ambil Tarekat tersebut pada salah seorang dari dua orang ini, yaitu Said Muhammad Hafizh at Tijani atau Said Muhammad As Said at Tijani. Yang lebih dekat denganmu adalah Said Muhmmad As Said At Tijani, sampaikan salamku kepadanya dan sampaikan kepadanya bahwa Rasulullah menyampaikan salam kepadamu dan mengatakan kepadamu berilah izin mengamalkan Tarekat Tijaniyah, dan sungguh aku datang kepadamu untuk memperoleh izin mengamalkan wiridannya.
Syekh Abu Naufal mendapat izin mengamalkan Tarekat Tijani setelah beliau bersedia memenuhi syarat-syaratnya. Bagi Syekh Abu Naufal tentu saja keistiqamahan beliau dalam tarekat Tijani akan semakin mantap, beliau tidak perlu lagi mencari dalil, karena dalil perjumpaannya dengan Rasulullah sudah lebih dari cukup. Walau sejuta, bahkan semua orang mengatakan Tarekat Tijani salah, tidaklah bisa mengubah pendirian beliau terhadap Tarekat Tijaniyah.
Orang yang istiqamah bukanlah orang yang ikut-ikutan orang lain dengan membabi buta. Tetapi, ia memiliki keyakinan berdasarkan alasan dan dalil-dalil yang benar. Ia pun berpegang dengan satu Tarekat karena ia tahu bahwa seharusnya memang demikian, sebagaimana telah dijelaskan oleh para masyaikh pada pembahasan terdahulu.
Istiqamah adalah karunia Allah yang agung. Beruntunglah mereka yang diberikan karunia ini, karena istiqamah melebihi dari seribu keramat. Mereka senantiasa mendapat curahan rahmat Allah, senantiasa dibantu oleh para Malaikat dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Sebagaimana firman Allah dalam Al qur`an surah Fushilat ayat 30 -31:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ -٣٠- نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ -٣١-
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”
Kami-lah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta.
وَأَلَّوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُم مَّاء غَدَقاً -١٦- لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَمَن يُعْرِضْ عَن ذِكْرِ رَبِّهِ يَسْلُكْهُ عَذَاباً صَعَداً -١٧-
Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), niscaya Kami akan Mencurahkan kepada mereka air yang cukup.
Dengan (cara) itu Kami hendak Menguji mereka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan Tuhan-nya, niscaya akan Dimasukkan-Nya ke dalam azab yang sangat berat.
Semoga kita termasuk orang yang istiqamah dalam Tarekat Tijani dan terhindar dari berpaling dan meninggalkannya, karena meninggalkannya merupakan bala yang sangat besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar