OLEH : SAYYIDI AL-IMAM FAKHROUDDIN BIN AHMAD AL-OWAISI AL-MADANI AL-TIJANI R.A
As-Salam Alaykum, wahai sodara-sodaraku pencinta para
wali
Seseorang dari Indonesia, baru-baru ini telah bertanya
kepada saya untuk menjawab tudingan dibawah ini :
“Ada seorang penulis bernama Ihsan-Illahi Zahir yang
menentang tarekat Tijaniyah dalam salah satu buku
karangannya dan juga menyatakan bawa tarekat Tijaniyah
adalah penyokong penjajahan bangsa Perancis terhadap
negeri-negeri muslim dan juga menyatakan bahwa
mustahil untuk melihat Nabi SAW setelah wafatnya”
Saya akan berbagi jawaban yang saya berikan kepadanya,
untuk kemanfaatan bersama :
Wa Alaykum as-Salam wahai saudaraku dalam tarekat
Tijaniyah yang suci ini,
Semoga Allah meningkatkan engkau dalam cinta akan
Allah SWT, Rasul SAW dan Syaikh al-Tijani R.a
Ihsan Illahi Zaheer adalah seorang pengarang beraliran
wahhabi yang terkenal dan berkebangsaan pakistan,
telah dikenal luas di masyarakat karena pemfitnahan
terhadap para wali Allah. Buku-bukunya penuh dengan
dusta dan pernyataan-pernyataan bohong. Dia terbunuh
dalam sebuah ledakan bom dekat dengan maqam seorang
wali bernama Sayyid Ali Hujrwiri R.A setelah
menyatakan bahwa “Ali Hujwiri adalah orang mati yang
tidak dapat melakukan apapun kepadaku!”
Janganlan engkau mementingkan buku-bukunya yang
disponsori oleh kerajaan Saudi Arabia
Adapun sejauh menyangkut hubungan Tijaniyah dan bangsa
Perancis. Maka, Sayyidina Syeikh Ahmad Tijani R.A
tidak pernah berjumpa dengan orang Perancis. Beliau
wafat pada tahun 1815 di negeri Maroko dan bangsa
Perancis baru datang ke negeri Aljazair pada tahun
1830!.
Pada waktu itu, putra kandung Syaikh Ahmad Tijani dan
khalifahnya yakni Sayyidi Muhammad al-Habib bin Ahmad
Tijani R.A menyokong gerakan jihad anti-Perancis yang
dipimpin oleh Amir Abdul Qadir al-Jazairi dengan dana,
perlengkapan dan amunisi
Penyokong besar Amir Abdul Qadir lainnya hingga saat
terakhir adalah Sayyidi Al-Tahir Bu-Tibah R.A yang
berasal dari kota Tilimsan, seorang pemuka Muqaddam
dari Sayyidi Syaikh Ahmad Tijani R.A
Meskipun demikian, hubungan antara Amir Abdul Qadir
dan Sayyidi Muhammad al-Habib R.A memburuk setelah
Amir Abdul Qadir menyatakan damai terhadap penjajah
Perancis dalam sebuah kesepakatan ketika banyak
daerah-daerah penting di Aljazair yang menyerah kepada
Perancis. Amir Abdul Qadir juga menyatakan dirinya
telah bebas dan merdeka dari kesultanan Maroko,
sedangkan Sayyidi Muhammad al-Habib tetap loyal kepada
Sultan Maroko seperti ayahandanya Sayyidi Syaikh Ahmad
Tijani R.A
Setelah itu, Amir Abdul Qadir membuat keputusan yang
tidak menguntungkan dengan menyerang kota Ain Madhi
untuk menundukkan Sayyidi Muhammad al-Habib
Mata-mata bangsa Perancis dalam tentara Amir Abdul
Qadir juga banyak berperan penting untuk membuat kedua
pemimpin Muslim ini bertikai
Ini adalah kisah yang menceriterakan bagaimana Sayyidi
Muhammad al-Habib meninggal dunia (dari kitab Kashful
Hijab li Syeikh Ahmad Sukayrij R.A) : bacalah
Setelah penundukkan Aljazair oleh Perancis selesai,
mereka (penjajah perancis) mengundang semua pemimpin
besar Islam termasuk Sayyidi Muhammad Al-Habib R.A
untuk bertemu muka dan bergabung dalam perayaan di ibu
kota.
Ketika Sayyidi al-Habib menerima undangan ini, beliau
menjadi sangat khawatir karena beliau tidak mau hadir
akan tetapi juga waspada akan konsekwensi
ketidakhadirannya. Karena itu beliau membuat doa besar
seusai membaca wirid Wadhifah untuk memohon kepada
Allah agar mencabut nyawanya sebelum beliau melihat
wajah orang kafir !!
Seusai membaca doa, Sayyidi Al-Habib pun meninggal
dunia sebelum pertemuan itu !!
Perlu diingat pula bahwa Nabi SAW telah menjanjikan
MAKRIFAH KUBRO kepada anak-anak al-Qutb al-Maktum R.A
Khalifah sesudah Sayyidi Muhammad al-Habib bin Ahmad
Tijani R.A adalah puteranya yang bernama Sayyidi Ahmad
Al-Ammar bin Muhammad al-Habib R.A. Sayyidi Ammar juga
terlibat dalam rencana dengan tetua suku-suku padang
pasir untuk memulai sebuah perlawanan terhadap
penjajah Perancis. Sayyidi Ahmad Ammar kemudian
ditangkap dan diasingkan ke negeri Perancis selama
beberapa tahun
Di negeri Perancis, Sayyidi Ahmad Ammar meng-Islamkan
seorang wanita Perancis dan menikahinya.
Pada tahun 1950’an, Sayyidi Bin Umar R.A, cicit dari
Sayyidina al-Tijani R.A juga menyokong perjuangan
kemerdekaan Aljazair, selama perlawatannya ke benua
Afrika untuk menyebarkan tarekat Tijaniyah. Dia juga
ditahan oleh penjajah Perancis di Aljazair. Hal ini
terjadi di Afrika Utara
Di Afrika Barat, Khalifah Kubro dan Wali Quthub al-Haj
Umar al-Futi R.A juga melawan penjajah Perancis hingga
kesyahidannya. Sesudah beliau, anak cucunya meneruskan
melawan perancis hingga kerajaan Islam Tijani yang
mereka dirikan dihancurkan pada tahun 1893. Setelah
melawan Perancis, mereka melawan pula penjajah Inggris
yang akhirnya ditundukkan oleh Inggris pada tahun
1902, dimana sesudah itu banyak diantara mereka yang
hijrah ke Sudan dan Hijaz, daripada mereka harus hidup
dibawah jajahan dan aturan orang kafir.
Di Senegal, Al-Haj Abdullah Niyyas R.A juga
berpartisipasi dalam Jihad dan diasingkan oleh kaum
Kolonial.
Di Indonesia, Muqaddam besar Tijani Kyai Badruzzaman
R.A juga memainkan peranan penting dalam perang
kemerdekaan melawan imperialis Belanda
Semua ini hanyalah ringkasan saja dari masalah.
Seseorang bisa menulis buku-buku perihal topik ini.
Musuh-musuh Tasawwuf banyak menyebarkan kebohongan
terhadap Ahli-ahli Allah. Kita jangan sampai
mempercayai mereka.
Namun, mereka lupa bahwa ulama wahhabi-salafi mereka
sendiri seperti Syaikh Bin Baaz dan Syaikh Uthaymin
adalah orang yang menyokong raja Saudi untuk
membolehkan tentara Amerika untuk membuat pangkalan
militer di tanah suci Arabia. Ini sudah jelas
BID’AH, karena Nabi SAW sudah mengusir semua orang
Kafir dari jazirah Arabia dan mereka sudah dilarang
masuk sejak 1400 tahun lalu. Tapi sekarang kaum
Wahhabi telah membuka pintu untuk mereka. Fatwa-fatwa
mereka dalam mendukung hal ini telah dikenal umum.
Kaum Wahhabi-Salafi mereka harus melihat noda dan
mencurigai sejarah mereka sendiri sebelum menghakimi
kaum Sufi.
Adapun perihal berjumpa dengan Nabi SAW dalam keadaan
Jaga. Hal ini adalah pengalaman ruhani seseorang dan
tidak ada urusannya dengan persepsi dunia materi. Hal
ini mirip dengan seseorang yang melihat sebuah mimpi
sedangkan matanya terbuka. Persepsi seseorang memasuki
dunia Arwah.
Seorang Wali yang beruntung akan melihat Beliau SAW
dalam sebuah pertemuan manakala orang lainnya yang ada
bersamanya tidak melihat Nabi SAW
Hal ini sama saja dengan bagaimana Nabi SAW melihat
Malaikat Jibril A.S dan para malaikat lainnya
sedangkan para sahabat yang duduk disamping Beliau SAW
tidak melihat malaikat. Beliau SAW berjumpa dengan
semua para Nabi di Yerusalem pada malam Mi’raj
dengan cara yang sama
Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda
“Barangsiapa melihat Aku dalam tidur, maka dia akan
melihat saya dalam keadaan jaga (tidak tidur) dan
Syaitan tidak dapat menyerupai saya”.
Mereka yang tidak mengerti dunia ruhani harus diam
saja daripada mengeluarkan pendapat seperti anak kecil
Kita doakan supaya Allah membuka mata mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar