Syeikh Ahmad bin Muhammad at - Tijani sendiri sangat memperhatikan Ilmu Ushul dan Furu' sejak kecil. Beliau hafal al-Quran pada umur 7 tahun dengan riwayat Imam Nafi' didepan gurunya, yaitu : Syekh Abu Abdillah Sayid Muhammad bin Hamawi. Beliau [un telah menamatkan kita Mukhtashor Syeikh Kholil dan ar-Risalah Imam Ibnu Rusyd serta Muqaddimah Imam Akhdhori dihadapan gurunya, Sayyid Al Mabrur bin Bu'Afiyah al - Madhowi. Ide Utama Thariqat Tijaniyah adalah Syukur Thariqat Tijaniyah merupakan thariqat yang menekankan syukur sebagai jalan menuju kepada Allah. Syukur menjadi pijakan pokok dan prinsip utama Thariqat Tijaniyah. Oleh karenanya nama lain Thariqat Tijaniyah adalah Thariqat Syukur ( at - Thoriqot asy - Syukr). Syeikh Ahmad at - Tijani berkata : الشكر با ب الله الا عظم ؤ صراطهالا قؤم ؤلهدا قعدالشيطا ب بسبيله يصد عنه ا لمؤ منينَ (جؤ ا هرا لمعا ني ج: ا ص : 97 ) " Syukur adalah pintu terbesar Allah dan jalan-Nya yang terlurus. Karena itu, setan selalu duduk di jalurnya, merintangi orang-orang mukmin melewatinya."5 Masih dalam kita yang sama, beliau menyatakan pokok pikirannya: ا قر بالا بؤاب الي ا لله باب ااشكرؤمب لم يد خل لا ب التفؤ س قد غلظت. " Pintu paling dekat menuju kepada Allah adalah pintu syukur. Siapa pada masa ini tidak masuk melalui pintu syukur, dia tidak akan dapat masuk. Karena jiwa manusia saat ini telah mengeras." Pokok pikiran utama ini diteruskan oleh murid terdekatnya, Sayid Ali Harazim bin Arobi yang berkata : البا س كلهم غر قي بحر النعم ا تهم لا يشكر ؤ ت " Seluruh manusia tenggelam dalam lautan nikmat. Sungguh mereka tidak bersyukur."
Pokok Pikiran ini merupakan inti dari Firman Allah Swt : " Dan sedikit dari hamba-hamba-Ku yang pandai bersyukur ." ( As- Saba :13) Ayat-ayat yang menerangkan tentang nikmat dan syukur ini banyak ditemukan dalam Kitabulloh ( al-Quran). Aqidah Tentang kenabian dan Imamah Tidak ada perbedaa diantara ulama ahlu sunah, bahwa Nabi Muhammad Saw.adalah Nabi dan Rasul terakhir. Tidak ada Nabi dan rasul setelah Nabi Muhammad SAW. Beliau bersabda kepada Sayidina Ali bin Thalib : يا علي انت مني بمنز له ها رؤن من مؤ شي عليه السلا م غير انه لا نبي بعدي " Wahai Ali, kedudukanmu disisiku seperti kedudukan Nabi Harun disisi Nabi Musa alihi salam. Akan tetapi tidak ada Nabi lagi setelahku." Demikian pula keyakinan Jama'ah Thariqat Tijaniah tentang kenabian dan risalah Nabi Muhammad SAW. Jika muncul anggapan martabat Syeikh Ahmad bin Muhammad at-Tijani menyatakan mencapai martabat kenabian adalah anggapan yang sesat. Beliau hanya menyatakan sebagai Khotmul Auliyah dan Qutbul Maktum. Itu pun berdasarkan petunjuk barzakhiyah Nabi Saw. Tidak ada satupun teks-teks Tijaniyah yang menyatakan pernyataan bahwa Syeikh Ahmad bin Muhammad at-Tijani mencapai martabat kenabian ( nubuat). Pernyataan tentang didirikannya mimbar cahaya diakhirat dan mahkota yang dikenakannya serta adanya seruan imamiyah atas Syeikh Ahmad bin Muhammad at-Tijani tidak menunjukkan pengertian nubuwwah. Melainkan hanya menunjuk akan sebagian keutamaan, karomah dan imamah.
" ( Sebagian karomah ). Sesungguhnya Syeikh Ahmad bin Muhammad at-Tijani akan naik sebuah mimbar dari cahaya pada hari kiamat. Kemudian seorang penyeru ( malaikat) akan menyerukan seruan yang didengar seluruh orang di maukif: "hai ahli mahsyar,inilah imam kalian yang menjadi pegangan kalian ." ( al-Fathur ar-Robbani, hal : 84 ) Pernyataan ini hanya menunjukkan bahwa Syeikh Ahmad bin Muhamad at-Tijani akan memimpin kelompok thariqatnya di akhirat nanti. Bahkan semua orang mukmin akan memakai mahkota mutiara diakhirat bersama para imamnya. Allah Swt berfirman : "(Ingatlah ) suatu hari ( yang dihari itu ) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; barang siapa yang diberikan kitab amalannya di tangannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun." (Q.S. al-Isro' : 71 ) Imam Qurthubi menafsirkan ayat ini dengan mengambil beberapa riwayat, antara lain : bahwa manusia akan dipanggil dengan madzhab - madzhabnya. Mereka dipanggil dengan seseorang yang mereka jadikan imam didunianya : "Hai pengikut Hanafi, hai pengikut Syafi'I, hai pengikut Mu'tazilah, hai pengikut Qodiriyah dan sebagainya. Mereka akan mengikuti imamnya dalam kebaikan dan kejahatan , baik yang hak atau yang bathil. Syeikh Ahmad bin Muhamad at- Tijani atau syeikh-syeikh thariqat lain juga akan memimpin jam'ahnya di hari kiamat nanti sebagai imam. Sebagaimana para imam madzhab dan para imam kebaikan lainnya. Kemudian mereka semua akan berada dibawah panji besar Nabi Muhammad SAW.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar